BANK SENTRAL RI |
Jakarta 28/03/2013 .Kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012
cukup menggembirakan di tengah perekonomian dunia yang melemah dan
diliputi ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada
tingkat yang cukup tinggi, yaitu 6,2%, dengan inflasi yang terkendali
pada tingkat yang rendah (4,3%) sehingga berada pada kisaran sasaran
inflasi 4,5±1%. Di tengah menurunnya kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi
lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat. Hal ini
didukung oleh kondisi ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif
sehingga memungkinkan sektor rumah tangga dan sektor usaha melakukan
kegiatan ekonominya dengan lebih baik. Selain itu, kuatnya permintaan
domestik di tengah melemahnya kinerja ekspor menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2013
diprakirakan tumbuh lebih tinggi, namun sejumlah risiko dan tantangan
perlu diantisipasi. Sejalan dengan membaiknya perekonomian dunia,
terutama pada semester II 2013, perekonomian Indonesia diprakirakan akan
tumbuh sebesar 6,3-6,8% dengan inflasi tetap terjaga sesuai dengan
sasaran Bank Indonesia sebesar 4,5±1%. Permintaan domestik diprakirakan
tetap menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi. Namun sejumlah
tantangan dan risiko perlu diantisipasi untuk menjaga stabilitas ekonomi
makro dan sistem keuangan. Pertama, konsumsi BBM yang terus meningkat
di tengah semakin menurunnya produksi migas dalam negeri akan terus
meningkatkan impor migas dan beban subsidi sehingga semakin menambah
tekanan terhadap kesinambungan fiskal dan defisit transaksi berjalan.
Kedua, struktur perekonomian dengan ketergantungan impor yang tinggi
khususnya untuk barang modal dan bahan baku, dalam jangka pendek dapat
menimbulkan kerentanan terhadap keseimbangan eksternal ketika kegiatan
investasi terus mengalami peningkatan. Dengan latar belakang tersebut,
kebijakan Bank Indonesia akan diarahkan pada upaya pencapaian
keseimbangan internal dan eksternal. Dalam hubungan ini, kebijakan Bank
Indonesia diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi dan menjaga
keseimbangan neraca pembayaran. Arah kebijakan tersebut akan dilakukan
melalui lima pilar bauran kebijakan. Pertama, kebijakan moneter akan
ditempuh secara konsisten untuk mengarahkan inflasi tetap terjaga dalam
kisaran sasaran yang ditetapkan. Kedua, kebijakan nilai tukar akan
diarahkan untuk menjaga pergerakan rupiah sesuai dengan kondisi
fundamentalnya. Ketiga, kebijakan makroprudensial diarahkan untuk
menjaga kestabilan sistem keuangan. Keempat, penguatan strategi
komunikasi kebijakan untuk mendukung efektivitas kebijakan Bank
Indonesia. Kelima, penguatan koordinasi Bank Indonesia dan Pemerintah
dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro dan stabilitas sistem
keuangan. (BI)
Sumber : bi.go.id/Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter
0 komentar: